#Opinireceh - Pemuda: Tonggak Perdamaian Bangsa


Oleh: Zulfadly Saleh S.

Pergerakan pemuda sebenarnya telah menjadi tonggak yang cukup kuat yang telah berlangsung sejak lama di Indonesia. Hal ini ditandai dengan berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908. Dalam catatan sejarah Indonesia, setiap gerakan perubahan hampir pasti memiliki unsur pemuda dibaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa pemuda merupakan unsur yang esensial dalam gerakan perubahan di nusantara. Oleh karena itu, pemuda harus diberikan kepercayaan untuk menjadi ujung tombak dalam menarasikan pesan-pesan perdamaian.
Menelisik kebelakang, sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berdiri tertatih di atas medan perseteruan, kekerasan, dan konflik. Setidaknya dalam dua dekade terakhir terdapat beberapa konflik yang terjadi di negeri ini. Sebut saja Gerakan Aceh Merdeka atau GAM, tragedi reformasi 1998, diskriminasi terhadap suku China di Jakarta (1998), pelanggaran HAM di Timor-Timor (1998) hingga konflik berbau agama dan suku di Poso, Sulawesi Tengah dan Maluku. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan besar bagi para milenials dalam menarasikan pesan-pesan perdamaian di bumi nusantara dengan keberagaman agama, suku, hingga warna kulit.
Namun, muncul sebuah harapan dari dalam bangsa ini dengan sejarah konflik yang begitu panjang. Harapan itu berasal dari munculnya tokoh-tokoh pemuda yang paham bahwa kekuatan bangsa kita terdapat di dalam perbedaan itu sendiri. Saat ini negeri kita memiliki pemimpin-pemimpin muda yang bisa menjadi role model model dalam memahami keberagaman. Muncul juga komunitas-komunitas pemuda di tengah masyarakat yang menyuarakan pesan-pesan perdamaian untuk menciptakan hidup yang lebih berkualitas. Pemuda kembali mengambil peran vitalnya dalam menginisiasi perubahan sosial ditengah masyarakat untuk memberikan pemahaman bahwa hidup damai di tengah keberagaman itu adalah hal yang munkin.
Pemuda dengan segudang kreativitasnya harus mampu membuat inovasi-inovasi baru di tengah masyarakat untuk menciptakan perdamaian. Pemuda yang memiliki tingkat kematangan yang baik dalam berpikir, dalam hal ini adalah pemimpin muda harus mampu menyebarkan virus-virus perdamaian di lingkungan sekitarnya. Beberapa negera dan LSM bahkan melakukan pertemuan dalam bentuk konferensi pemuda untuk mendukung peran generasi muda dalam menjaga perdamaian. Hal ini pula yang harus dilihat sebagai sebuah celah dalam melakukan perjuangan dalam menciptakan persamain.
Indonesia harusnya di untungkan dengan bonus demografi pada tahun 2025 dimana populasi angkatan muda akan lebih banyak daripada angkatan tua. Hal inilah yang benar-benar harus dimanfaatkan. Pemuda dengan jumlah yang banyak akan menjadi kekuatan besar dalam menjaga perdamaian. Namun untuk menuju kesana, pondasi awal harus ditanam mulai dari sekarang. Pemuda harus dibekali pendidikan yang baik agar tahu bagaimana menciptakan perdamaian ditengah-tengah masyarakat. Jangan sampai jumlah pemuda yang banyak akan menjadi senjata penghancur bagi bangsa ini karena tidak memiliki bekal pengetahuan yang baik sehingga mudah untuk ddi provokasi oleh kelompok-kelompok yang tak bertanggung jawab.
Tahun 2019 merupakan tahun persimpangan bagi Indonesia. Persimpangan antara menjadi negara yang maju atau menjadi negara yang terpuruk. Di tengah munculnya komunitas-komunitas pemuda yang menyuarakan perdamaian ditengah keberagaman. Muncul juga kelompok-kelompok yang malakukan praktek intoleran dan semakin hari semakin menguat. Mulai dari mengatasnamakan agama, etnis, hingga strata sosial. Apalagi dengan berkembangnya teknologi informasi saat ini dimana orang-orang dapat dengan mudah menyebarkan pesan-pesan kebencian melalui dunia maya.
Para pemuda harus menjawab kondisi ini melalui peran vitalnya sebagai pemimpin di tengah masyarakat. Pemuda tidak boleh menjadi pemecah belah persatuan. Para pemuda harus aktif dalam mengembangkan wawasannya baik dari segi berbangsa dan bernegarea maupun dari segi pemahaman agama. Banyak dari kalangan pemudah mudah di provokasi untuk bersikap intoleran dikarenakan minimnya pengetahuan kebangsaan dan agama yang mereka miliki. Ujaran kebencian harus dilawan dengan ujaran perdamaian. Namun di butuhkan pengetahuan untuk melakukan hal tesebut.
Pemuda harus aktif dalam menyampaikan pesan perdamain baik melalui ujaran ataupun melalui tindakan. Pemuda harus giat dalam membangun komunitas msayarakat yang cinta damai. Pemuda harus sering menulis mengenai pentingnnya menjaga perdamaian baik di media cetak, media online hingga di sosial media mereka. Perdamaian adalah tanggung jawab bersama. Hal ini tertuang dalam falsafah negara kita yaitu pancasila maupun dalam kitab sucia dari setiap agama.
Oleh karena itu, pemuda sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa harus mulai belajar dari sekarang dengan memanfaatkan berbagai kemudahan yang diberikan oleh kemajuan teknologi informasi. Pemuda harus berjuang dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga cita-cita agama untuk menciptakan kehidupan yang damai di tengah keberagaman yang ada. Mulailah dari hal-hal yang kecil karena lebih baik berbuat kecil tapi memiliki dampak yang besar dan berkesinambungan dari pada ingin berbuat besar tapi entah kapan akan memulainya.

#Opinireceh - Pemuda: Tonggak Perdamaian Bangsa #Opinireceh - Pemuda: Tonggak Perdamaian Bangsa Reviewed by Zulfadly Saleh S on September 17, 2018 Rating: 5

1 comment:

Powered by Blogger.